Tip
para ahli ini biasanya seputar menghindari perilaku negatif: jangan
bertengkar, jangan selingkuh, jangan emosi, jangan nyinyir, jangan
ini-jangan itu dan sebagainya. Nyatanya, menghindari hal-hal negatif
saja tidak cukup. Jauh lebih ampuh jika hal-hal negatif tersebut
diimbangi dengan fokus pada hal-hal yang positif. Penelitian para ahli
berikut ini mengungkapkan bahwa mereka yang mempunyai sikap positif
terhadap pasangannya maupun hubungan mereka ternyata lebih bahagia
perkawinannya dari pasangan yang cuma menghindari hal-hal negatif.
Tampaknya tidak istimewa, tapi mengungkapkan apresiasi Anda pada pasangan berefek seperti booster ,
yakni menyuntikkan emosi positif ke dalam hubungan Anda. ”Berterima
kasih terhadap pasangan membantu kita untuk mengingat dan memperhatikan
hal-hal yang positif dari pasangan kita,” kata Sara Algoe, psikolog
dari University of Carolina di Chapel Hill.
Kehidupan
rutinitas yang dipenuhi dengan kerja, bayar tagihan, beres-beres rumah,
merawat anak, dan sebagainya, akan membuat kita cenderung lupa
bercanda. ”Hadirkan humor dan canda dalam hubungan Anda lewat
guyonan-guyonan ringan, atau saling memberi panggilan sayang yang
lucu-lucu,” saran Dacher Keltner, penulis buku Born to Be Good.
Bagi
Anda, mengagumi dan membesar-besarkan sifat-sifat positif pasangan
mungkin adalah sikap yang tidak realistis. Tapi kenyataannya, pasangan
yang saling mengidolakan ternyata lebih bahagia daripada mereka yang
tidak melakukan hal itu. Hal ini terbukti dalam penelitian Paul Miller,
Sylvia Niehuis, dan Ted Huston di University of Texas, Austin, bahwa
pasangan yang menilai positif pasangannya juga menganggap pasangannya
bersikap lebih baik dari kenyataannya.
Masalah
dengan pasangan adalah keterbiasaan pada pasangan sehingga kita tidak
lagi memperhatikan pasangan kita. ”Tapi meski Anda berhenti
memperhatikan pasangan Anda, tak berarti bahwa dia berhenti berubah dan
berkembang,” kata Ellen Langer, psikolog dari Harvard University.
Jadi,
ambillah waktu untuk diam-diam memperhatikan perubahan-perubahan pada
pasangan Anda, tandai perbedaan yang Anda lihat sejak saat terakhir
Anda memperhatikannya. Siapa tahu perubahan-perubahan itu bisa menjadi
kejutan yang indah, membahagiakan, sekaligus merekatkan hubungan Anda
berdua.
Salah,
kalau Anda mengira bahwa Anda harus selalu menunjukkan dukungan secara
eksplisit pada pasangan Anda – misalnya dengan memasakkan makanan
kesukaannya atau memijat punggungnya saat ia lelah.
Menurut
Niall Bolger, psikolog dari Columbia University, bentuk dukungan yang
ditunjukkan secara terang-terangan justru menjadi beban buat pasangan
Anda karena ia merasa berkewajiban untuk membalasnya sebagai apresiasi
atas dukungan Anda itu. ”Bisa-bisa beban tambahan ini justru membuatnya
lebih stres!” kata Bolger.
Jadi,
daripada menunjukkan sikap yang berlebihan, cobalah cari cara yang
lebih halus. Misalnya, dengan mengisi kulkas di rumah dengan makanan
dan minuman favoritnya, atau merapikan ruang keluarga yang
berantakan.(N)
Penulis : Veronica Sri Utami
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !